Baca Juga
OK, Kali Ini Saya Akan Mengepost Sekaligus contoh macam2 Pantun, Sebelumnya Saya udah ngepost Pantun Jenaka, Tapi Kali Ini Saya Akan Nambahin Pantunnya Agar Lebih Banyak, Ini Sangat Cocok Bagi Para Pelajar Yang Mingkin pernah di suruh Buat Tugas Pantun... OK gak usah lama2 yuk dibaca.
Pantun Agama
Banyak bulan
perkara bulan
Tidak
semulia bulan puasa
Banyak tuhan
perkara tuhan
Tidak
semulia Tuhan Yang Esa
Daun terap
diatas dulang
Anak udang
mati dituba
Dalam kitab
ada terlarang
Yang haram
jangan dicoba
Bunga
kenanga diatas kubur
Pucuk sari
pandan Jawa
Apa guna
sombong dan takabur
Rusak hati
badan binasa
Anak ayam
turun sepuluh
Mati seekor
tinggal sembilan
Bangun pagi
sembahyang subuh
Minta ampun
kepada Tuhan
Asam kandis
asam gelugur
Ketiga asam
si riang-riang
Menangis
mayat dipintu kubur
Teringat
badan tidak sembahyang
Pantun Pendidikan
Jika
pergi ke padang datar
Jangan
lupa pulang berlabuh
Jika
kita kepingin pintar
Belajarlah
sungguh-sungguh
Jika
ingin mendulang cadas
Jangan
lupa palu baja
Jika
murid tumbuh cerdas
Guru
pun ikut bahagia
Jika
kamu pergi ke dusun
Jangan
lupa bawa beras
Belajarlah
dengan tekun
Agar
kita naik kelas
Jika
kita makan petai
jangan
lupa makan kerupuk
Jika
kita ingin pandai
Ranjin-rajin
baca buku
Kehutan
mencari rusa
Hendaklah
membawa tali
Wahai
anak-anak bangsa
Cepat
bangun lekas mandi
Andai
ini hari rugi
Tentu
mujur esok lusa
Jangan
lupa gosok gigi
Sebab
kamu anak bangsa
Hendaklah
melempar jangkar
Kalau
ada perahu singgah
Kalau
anak bangsa pintar
Negeri
ini akan bangga
Masak
angsa dikuali
Bukan
saja di perigi
Hendaklah
kamu mengabdi
Di
pangkuan ibu pertiwi
Pergilah
ke tepi kali
Jangan
lupa bawa guci
Bangkitlah
anak pertiwi
Bangunlah
negerimu ini
Jika
kita pegang kuas
Melukislah
pada kertas
Jika
anak bangsa cerdas
Bangsa
pun berkualitas
Jika
hendak kamu melamar
Jangan
banyak tulis dihapus
Jika
siswa rajin belajar
Sudah
tentu pasti lulus
Pantun Jenaka
Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat
Sakit kaki ditikam jeruju
Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya
Naik kebukit membeli lada
Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh
Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya
Ada apa diseberang itu
Mentimun busuk dimakan kalong
Ada apa diseberang itu
Bujang bungkuk gadis belong
Limau purut di tepi rawa, buah
dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa, melihat
kucing duduk berbedak
Pantun Nasihat
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Kemuning ditengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak
pandai
Bagaikan alu pencungkil duri
Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu
Padang temu padang baiduri
Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata
Ngun Syah Betara Sakti
Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi
Kumpulan Pantun Nasihat
Ke
hulu membuat pagar
Jangan
terpotong batang durian
Cari
guru tempat belajar
Supaya
jangan sesal kemudian
Mari
kita tanam halia
Ambil
sedikit buat juadah
Usia
muda jangan disia
Nanti
tua sesal tak sudah
Padi
muda jangan dilurut
Kalau
dilurut pecah batang
Hati
muda jangan diturut
Kalau
diturut salah datang
Cuaca
gelap semakin redup
Masakan
boleh kembali terang
Budi
bahasa amalan hidup
Barulah
kekal dihormati orang
Orang
Daik memacu kuda
Kuda
dipacu deras sekali
Buat
baik berpada-pada
Buat
jahat jangan sekali
Dayung
perahu tuju haluan
Membawa
rokok bersama rempah
Kalau
ilmu tidak diamalkan
Ibarat
pokok tidak berbuah
Kalau
kita menebang jati
Biar
serpih tumbangnya jangan
Kalau
kita mencari ganti
Biar
lebih kurang jangan
Pinang
muda dibelah dua
Anak
burung mati diranggah
Dari
muda sampai ke tua
Ajaran
baik jangan diubah
Pantai
Mersing kuala Johor
Pantainya
bersih sangat mashyur
Pohonkan
doa kita bersyukur
Negara
kita aman dan makmur
Orang
tua patut disegani
Boleh
mendapat ajarnasihat
Ular
yang bisa tidak begini
Bisa
lagi lidah yang jahat
Ramai
orang menggali perigi
Ambil
buluh lalu diikat
Ilmu
dicari tak akan rugi
Buat
bekalan dunia akhirat
Pantun Percintaan
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta
Limau purut lebat dipangkal
Sayang selasih condong uratnya
Angin ribut dapat ditangkal
Hati yang kasih apa obatnya
Ikan belanak hilir berenang
Burung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang
Anak kera diatas bukit
Dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit
Karena sama menaruh hati
Ikan sepat dimasak berlada
Kutunggu di gulai anak seberang
Jika tak dapat dimasa muda
Kutunggu sampai beranak seorang
Kalau tuan pergi ke Tanjung
Kirim saya sehelai baju
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi ranting kayu
Kalau tuan pergi ke Tanjung
Belikan sahaya pisau lipat
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi benang pengikat
Kalau tuan mencari buah
Sahaya pun mencari pandan
Jikalau tuan menjadi nyawa
Sahaya pun menjadi badan
Kumpulan Pantun Percintaan
Dinda cantik
tinggi semampai
Dada bidang
rambut mengurai
Putih
melepak lembut gemulai
Kakanda
melihat rasa terkulai
Walau banyak
bunga di taman
Bunga mawar
masih dikenang
Walau banyak
kupunya teman
Dalam hatiku
dinda seorang
Pohon
selasih tumbuh melata
Tumbuh perdu
jauh di sana
Sepasang
kasih mabuk bercinta
Siang
merindu malam merana
Tinggi-tinggi
burung merbuk
Terbang
melayang ke tanah rata
Hati
teringat mulut menyebut
Wajah
terbayang di depan mata
Hujan basah
habis pun basah
Duduk
sendiri tidak mengapa
Sudah lama
kita berpisah
Bunga saya
bunga melati
Bunga-bungaan
harum baunya
Kasih saya
sepenuh hati
Kasih tuan
ke mana hinggapnya
Pungguk
terbang di atas awan
Hampir tak
terlihat oleh mata
Kalau hati
rindu-rinduan
Rindu di
hati meronta-ronta
Anak itik di
sambar elang
Dari sumur
sampai ke kali
Tinggalkan
adik abang kan pulang
Panjang umur
jumpa kembali
Putri di
taman memakai gelang
Rambut
berurai bawa mahkota
Bunga idaman
disambar orang
Jatuh
berderai si air mata
Sayang-sayang
mabuk kepayang
Bunga di
taman disunting kumbang
Belum dapat
abang disayang
Sudah dapat
abang dibuang
Melompat
belalang di atas kapuk
Melihat
orang hendak berperang
Alangkah
malang si bujang lapuk
Bunga di
tangan disambar orang
Kalau ada
sumur di ladang
Mandi jangan
di bulan terang
Sudah nasib
celaka badan
Tunangan
hilang dibawa orang
Ikan di laut
garam di darat
Dalam kuali
bertemu jua
Hati terpaut
janji terikat
Atas pelamin
bertemu jua
Ikan di laut
asam di darat
Dalam kuali
bertemu jua
Orang jauh
berkirim surat
Berkali-kali
dibaca juga
Sayang
selasih tidak berbunga
Engganlah
kumbang untuk menyapa
Sayang
kekasih tidak setia
Badan merana
kini jadinya
Bunga yang
malang jaga dirimu
Janganlah
layu sebelum kembang
Pupuklah
iman dalam hatimu
Kalau kau
layu dibuang orang
Ukir-ukirlah
si kayu jati
Jadikanlah
sebuah jambangan
Pikir-pikirlah
sebelum terjadi
Jangan
menyesal kemudian
Berbaju
batik mata memikat
Melirik
senyuman memukau semua
Duhai cantik
saya terpikat
Bolehkah
tahu siapa namanya
Bunyi lagu
membangkit suasana
Bunga mekar
di depan mata
Sunyi rasa
tak dapat bersama
Kekasih hati
jauh di sana
Layang-layang
terputus tali
Jatuh ke
bumi melayang laju
Duhai
kekasih aku berjanji
Aku tercipta
hanya untukmu
Hujan turun
laut memburu
Dingin malam
mengusik kalbu
Biar batu
menjadi debu
Aku tetap
sayang padamu
Ada jantung
ada debaran
Ingin
bertanya tetapi malu
Kumenunggu
penuh harapan
Sudikah
engkau menerimaku
Kelap-kelip
bintang bertaburan
Cuma satu
yang tampak terang
Sungguh
banyak gadis pilihan
Hanya dinda
yang paling kusayang
Kelap-kelip
bintang bertaburan
Begitu indah
bagai berlian
Sungguh
banyak gadis menawan
Hanya dinda
yang kurindukan
Kelap-kelip
di tengah malam
Cahaya
bintang sangat menawan
Biar cinta
banyak rintangan
Akan kujaga
dengan kesetiaan
Kelap-kelip
bintang seribu
Indah
menawan di tengah malam
Sungguh aku
sedang merindu
Rindu di
hati yang paling dalam
Kelap-kelip
bintang menari
Indahnya
bagai mata bidadari
Dinda
kuharap menjaga diri
Untuk diriku
sampai ku kembali
Pantun Perpisahan
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan
Bagaimana tidak dikenang
Pucuknya pauh selasih Jambi
Bagaimana tidak terkenang
Dagang yang jauh kekasih hati
Duhai selasih janganlah tinggi
Kalaupun tinggi berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah pergi
Kalaupun pergi bertahun jangan
Batang selasih mainan budak
Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga
Bunga Cina bunga karangan
Tanamlah rapat tepi perigi
Adik dimana abang gerangan
Bilalah dapat bertemu lagi
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi
Pantun Teka-teki
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?
Beras ladang sulung tahun
Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala dibawah ?
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya
Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya ?
::: Mohon maaf, Jika Anda Merasa kurang puas dengan post saya kali ini :::

0 komentar: